Program Perumahan Anies Dinilai Bohongi Publik


Zadashare, Menanggapi program perumahan bagi warga Jakarta yang disampaikan oleh dua pasangan cagub dalam berbagai forum kampanye dan debat, Center for Urban Development Studies (CUDES) mengingatkan agar pasangan calon tidak menyampaikan informasi yang menyesatkan.

Pasalnya, CUDES mencatat apa yang disampaikan oleh Anies Baswedan tentang masih banyaknya ketersediaan rumah seharga di bawah Rp 500 juta sebagai informasi salah yang dapat dianggap sebagai pembohongan publik.

"Pak Anies jika merujuk kepada angka Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) terendah di Jakarta saja, belum tentu bisa mendapatkan harga rumah yang bankable atau layak dibayai oleh perbankan dengan harga di bawah Rp 500 juta seperti yang dikatakannya," ujar Analis Properti dari CUDES Ferdinand Lamak di Jakarta, Selasa (28/3).

Apalagi, kata Ferdinand, yang menjadi rujukan dan digunakan adalah listing rumah dijual yang ada di website properti. Menurut dia, kalaupun ada, jumlahnya tidak signifikan untuk bisa memenuhi backlog perumahan di DKI Jakarta yang mencapai 1,5 juta unit berdasarkan jumlah keluarga berpenghasilan rendah.

"Angka 1,5 juta itu belum ditambahkan dengan jumlah potential first home buyer atau yang disebut sebagai generasi milenial. CUDES memperkirakan backlog perumahan di DKI Jakarta sudah melampaui angka 2 juta, dari total secara nasional 13,5 juta unit menurut data dari Kementerian PUPR," terang dia.

CUDES, tandas dia, berani memastikan bahwa Cagub Anies Baswedan salah dalam menggunakan data referensi tentang ketersediaan rumah tapak terjangkau di Jakarta. Hal ini akan berbahaya bagi program perumahannya jika kelak terpilih, tak mungkin dapat dieksekusi.

"Masalah perumahan di DKI Jakarta berbeda dari daerah lain. Bicara keberpihakan, di daerah lain mungkin persoalan selesai dengan mengandalkan keberpihakan, tetapi di DKI Jakarta, good will dan keberpihakan saja tidak cukup karena ketergantungan terhadap pasokan atau supply adalah hal yang utama," tegas dia.

Ferdinand mengajak kedua pasangan calon agar lebih komprehensif membuat pemetaan masalah perumahan dengan lebih baik agar solusi yang ditawarkan pun tidak menjadi bahan olok-olok publik karena tidak akurat dalam menyajikan data. (satu)
Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar